TAK seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, ternyata menulis itu tidak sulit. Tidak percaya, silahkan perhatikan tulisan anak saya ini. Katanya dia mau belajat menulis. Maka saya katakan menulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu rasakan. Hasilnya menurut saya menakjudkan. Baru pertama menulis dia sudah bisa menulis lebih dari dua halaman A4. Berikut petikan aslinya, yang dia beri judul "Catatan Harian Seorang Pelajar"
Nama saya Hasan Albana, saya tinggal bersama orang tua saya disebuah kampung yang bernama kp.Kolelet Turus RT 07 RW 02 Des. Pasir Tangkil Kec.Warung Gunung Kab. Lebak BANTEN. Disini saya akan menuliskan kegiatan saya pada hari ini dimulai dari berangkat sekolah hingga kembali pulang kerumah. Sebelum berangkat ke sekolah saya biasanya berpamitan kepada ke dua orang tua saya lalu saya mengeluarkan motor dari garasi di belakang rumah, sambil menunggu adik-adik saya yang akan berangkat bareng, saya menghangatkan motor sebentar setelah itu saya berangkat bersama adik saya.
Nama saya Hasan Albana, saya tinggal bersama orang tua saya disebuah kampung yang bernama kp.Kolelet Turus RT 07 RW 02 Des. Pasir Tangkil Kec.Warung Gunung Kab. Lebak BANTEN. Disini saya akan menuliskan kegiatan saya pada hari ini dimulai dari berangkat sekolah hingga kembali pulang kerumah. Sebelum berangkat ke sekolah saya biasanya berpamitan kepada ke dua orang tua saya lalu saya mengeluarkan motor dari garasi di belakang rumah, sambil menunggu adik-adik saya yang akan berangkat bareng, saya menghangatkan motor sebentar setelah itu saya berangkat bersama adik saya.
Biasanya
saya berangkat kesekolah bersama tiga adik saya dalam satu motor yang satu SMP
dan dua lagi masih SD, dan saya menyebutnya tupat (tumpuk empat) karena ya kami
duduk berempat dalam satu motor, tetapi hari ini adik saya yang dua berangkat
bersama Bunda karena Bunda mau berbelanja kelanggannya yang biasa dipanggil
“Acih”. Akhirnya saya berangkat duluan bersama adik saya yang SMP, baru
berjalan beberapa meter dari rumah, saya melihat orang-orang yang akan
berangkat sekolah dengan berjalan kaki dan mereka ada yang masih SD dan ada
juga yang SMP maupun SMA/MAN/SMK, nah untuk yang SMP sampai SLTA sederajat
mereka berjalan sampai kejalan raya untuk menemukan angkutan umum kurang lebih
sekitar 1KM, semangat mereka bersekolah tidak diragukan lagi, dan
alhamdulilahnya saya diberi kesempatan untuk membawa motor kesekolah sehingga
saya tidak berjalan kaki walaupun terkadang bila motor lagi penting-pentingnya
mau dipakai orang tua, ya saya terpaksa berjalan hingga saya menemukan angkutan
umum.
Diperjalanan
saya melihat orang gila dan dia berjalan dengan cara merangkak atau apalah yang
pasti tangan dan kaki digunakan untuk berjalan, dengan kata lain dia berjalan
tidak berdiri tegak. Lalu sesampainya diterminal Kadu Banen, saya kembali
melihat orang tetapi yang ini bukanlah orang gila melainkan pemulung aqua, hati
saya pun tersentuh melihat kedua orang tersebut, dan saya bersyukur kepada
Allah SWT sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk sehat, yaitu sehat
jasmani maupun rohani.
Sampailah
saya disekolah adik saya, yaitu SMPN 3 PANDEGLANG yang bertempat di Kabayan,
adik saya pun turun dari motor dan berpamitan kepada saya. Saya pun meneruskan
perjalanan saya untuk menuju kesekolah, sesampainya dipasar saya bertemu dengan
teman saya yang bernama Gusrian, ternyata dia juga baru saja mengantarkan
adiknya kesekolah, kami pun berangkat bersama walau pun tidak satu motor karena
Gusrian, ya membawa motor. Dan seperti biasanya jalan dipadati oleh kendaraan
motor maupun mobil, lalu karena angkutan umum yang biasanya melakukan rem
dadakan, saya hampir saja menabrak mobil yang ada di depan saya dan hampir di
tabrak oleh motor yang tepat di belakang saya.
Akhirnya
saya sampai disekolah dan seperti biasa motor di parkirkan di rumah Uwa saya
yang biasa disebut “Ende”. Lalu saya berjalan kaki bersama teman saya menuju ke
kelas, baru saja sampai di depan kelas, terdengarlah suara bell yang menandakan
masuknya jam pelajaran pertama, tidak lama kemudian guru yang bersangkutan pun
masuk kedalam kelas dan belum apa-apa dia sudah mengagetkan kami dikelas,
karena baru saja melangkahkan kakinya kedalam kelas dia bilang ”yang belum
bayar perpisahan maka bayar sekarang juga”(dengan nada yang agakmemaksa). Yang
membawa uang sih ya biasa-biasa aja karena mereka langsung membayar perpisahan
kepada bapak guru tersebut, tetapi bagi yang tidak membawa uangnya ya pasti
kaget lah karena tiba-tiba ditagih gitu aja ya khususnya termasuk saya sendiri
yang tidak membawa uang perpisahan karena belum dikasih sama orang tua saya.
Karena
dikelas ada beberapa yang belum bayar termasuk saya sendiri, pak guru
mengatakan ”yang belum bayar coba angkat tangannya”, saya pun mengangkat tangan
bersama beberapa teman saya. Pak guru menanyakan alasan kepada kami satu
persatu mengapa belum bayar, saat pak guru bertanya kepada saya, ya saya
menjawab “ketinggalan pak! uangnya dirumah ga kebawa” padahal dalam hati
menggerutu (gimana mau bayar, uang nya juga belum dikasih sama ayah!). Dan
alhamdulilahnya pak guru percaya lalu mengatakan “yaudah, nanti pas masuk
langsung bayar ya san” dan saya hanya menganggukan kepala saya. Pelajaran
pertama dimulai dan berlangsung selama dua jam.
Pelajaran
pertama berakhir, lalu diganti dengan pelajaran kedua. Ternyata khusus kelas XI
ada acara seminar disekolah dari Ganesha Operation atau lebih dikenal dengan
istilah GO. Dan kami tidak belajar saat pelajaran kedua karena kami mengikuti
seminar tersebut, yang berlangsung dari pukul 9.30 sampai pukul 11.00.
Berakhirnya
seminar tersebut ternyata tidak mengakhiri pembelajaran berikutnya, karena kami
masuk kembali dan mengikuti pelajaran ke tiga dan ke empat, padahal kami
mengharapkan pelajaran ke empat tidak masuk yaitu B.Inggris karena pertemuan kali
ini kami ada presentasi legenda luar negeri dengan cara dihafal, dan rata-rata
dari kami belum hafal legendanya,sehingga saat pelajaran ke empat masuk kami
semua merasa tegang karena kami belum siap untuk presentasi bukan hanya itu
yang membuat kami tegang, salah satunya karena guru tersebut cukup killer,
itulah yang membuat kami tegang. Dan alhamduilahnya presentasi hanya sampai ke
urutan 17 dengan penampilan yang tidak cukup sempurna karena ada beberapa orang
yang harus mengulangi presentasinya (remedial), dan saya bersyukur karena saya
tampil ke 30, yang artinya saya tampil pada pertemuan berikutnya. Tanda bell
pulang pun berbunyi dan kami segera beres-beres untuk pulang.
Karena
teman kita ada yang sakit dan dirawat di RS Cikoneng karena dia terserang penyakit
DBD, kami pun memutuskan untuk menjenguknya ke RS, untuk memberi semangat
kepada dia agar cepat sembuh. Sebelum berangkat ke RS kami membeli makanan
ringan dan buah-buahan secukupnya dan langsung menuju RS. Tidak butuh waktu
lama untuk menuju RS dan kami pun tidak berlama-lama didalam RS, karena kami
melihat jam yang menunjukan pukul 15.00 kami memutuskan untuk segera pulang
dari RS. Ternyata di Pandeglang hujan, yang secara otomatis menghentikan
perjalanan kami untuk pulang, dan saya berhenti tepat di Masjid Agung
Pandeglang untuk menunggu hujan reda dan sekalian menunggu adzan ashar, tidak
menunggu lama adzan pun terdengar dikumandangkan dan saya segera berhudu untuk
melaksanakan shalat berjamaah.
Selesai
shalat karena hujan belum saja reda, saya memutuskan untuk menulis cerita ini
yang disuruh oleh ayah saya sambil menunggu reda nya hujan, dan ternyata dari
awal saya menulis sampai sekarang hujan masih saja tidak reda, yang akhirnya
saya memutuskan untuk pulang kerumah karena hari sudah gelap dan otomatis
mengakhiri cerita ini. ()***