Sabtu, 23 April 2016

Menulis itu Tidak Sulit

Catatan Harian Seorang Pelajar
TAK seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, ternyata menulis itu tidak sulit. Tidak percaya, silahkan perhatikan tulisan anak saya ini. Katanya dia mau belajat menulis. Maka saya katakan menulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu rasakan. Hasilnya menurut saya menakjudkan. Baru pertama menulis dia sudah bisa menulis lebih dari dua halaman A4. Berikut petikan aslinya, yang dia beri judul "Catatan Harian Seorang Pelajar"

Nama saya Hasan Albana, saya tinggal bersama orang tua saya disebuah kampung yang bernama kp.Kolelet Turus RT 07 RW 02 Des. Pasir Tangkil Kec.Warung Gunung Kab. Lebak BANTEN. Disini saya akan menuliskan kegiatan saya pada hari ini dimulai dari berangkat sekolah hingga kembali pulang kerumah. Sebelum berangkat ke sekolah saya biasanya berpamitan kepada ke dua orang tua saya lalu saya mengeluarkan motor dari garasi di belakang rumah, sambil menunggu adik-adik saya yang akan berangkat bareng, saya menghangatkan motor sebentar setelah itu saya berangkat bersama adik saya.
Biasanya saya berangkat kesekolah bersama tiga adik saya dalam satu motor yang satu SMP dan dua lagi masih SD, dan saya menyebutnya tupat (tumpuk empat) karena ya kami duduk berempat dalam satu motor, tetapi hari ini adik saya yang dua berangkat bersama Bunda karena Bunda mau berbelanja kelanggannya yang biasa dipanggil “Acih”. Akhirnya saya berangkat duluan bersama adik saya yang SMP, baru berjalan beberapa meter dari rumah, saya melihat orang-orang yang akan berangkat sekolah dengan berjalan kaki dan mereka ada yang masih SD dan ada juga yang SMP maupun SMA/MAN/SMK, nah untuk yang SMP sampai SLTA sederajat mereka berjalan sampai kejalan raya untuk menemukan angkutan umum kurang lebih sekitar 1KM, semangat mereka bersekolah tidak diragukan lagi, dan alhamdulilahnya saya diberi kesempatan untuk membawa motor kesekolah sehingga saya tidak berjalan kaki walaupun terkadang bila motor lagi penting-pentingnya mau dipakai orang tua, ya saya terpaksa berjalan hingga saya menemukan angkutan umum.
Diperjalanan saya melihat orang gila dan dia berjalan dengan cara merangkak atau apalah yang pasti tangan dan kaki digunakan untuk berjalan, dengan kata lain dia berjalan tidak berdiri tegak. Lalu sesampainya diterminal Kadu Banen, saya kembali melihat orang tetapi yang ini bukanlah orang gila melainkan pemulung aqua, hati saya pun tersentuh melihat kedua orang tersebut, dan saya bersyukur kepada Allah SWT sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk sehat, yaitu sehat jasmani maupun rohani.
Sampailah saya disekolah adik saya, yaitu SMPN 3 PANDEGLANG yang bertempat di Kabayan, adik saya pun turun dari motor dan berpamitan kepada saya. Saya pun meneruskan perjalanan saya untuk menuju kesekolah, sesampainya dipasar saya bertemu dengan teman saya yang bernama Gusrian, ternyata dia juga baru saja mengantarkan adiknya kesekolah, kami pun berangkat bersama walau pun tidak satu motor karena Gusrian, ya membawa motor. Dan seperti biasanya jalan dipadati oleh kendaraan motor maupun mobil, lalu karena angkutan umum yang biasanya melakukan rem dadakan, saya hampir saja menabrak mobil yang ada di depan saya dan hampir di tabrak oleh motor yang tepat di belakang saya.
Akhirnya saya sampai disekolah dan seperti biasa motor di parkirkan di rumah Uwa saya yang biasa disebut “Ende”. Lalu saya berjalan kaki bersama teman saya menuju ke kelas, baru saja sampai di depan kelas, terdengarlah suara bell yang menandakan masuknya jam pelajaran pertama, tidak lama kemudian guru yang bersangkutan pun masuk kedalam kelas dan belum apa-apa dia sudah mengagetkan kami dikelas, karena baru saja melangkahkan kakinya kedalam kelas dia bilang ”yang belum bayar perpisahan maka bayar sekarang juga”(dengan nada yang agakmemaksa). Yang membawa uang sih ya biasa-biasa aja karena mereka langsung membayar perpisahan kepada bapak guru tersebut, tetapi bagi yang tidak membawa uangnya ya pasti kaget lah karena tiba-tiba ditagih gitu aja ya khususnya termasuk saya sendiri yang tidak membawa uang perpisahan karena belum dikasih sama orang tua saya.
Karena dikelas ada beberapa yang belum bayar termasuk saya sendiri, pak guru mengatakan ”yang belum bayar coba angkat tangannya”, saya pun mengangkat tangan bersama beberapa teman saya. Pak guru menanyakan alasan kepada kami satu persatu mengapa belum bayar, saat pak guru bertanya kepada saya, ya saya menjawab “ketinggalan pak! uangnya dirumah ga kebawa” padahal dalam hati menggerutu (gimana mau bayar, uang nya juga belum dikasih sama ayah!). Dan alhamdulilahnya pak guru percaya lalu mengatakan “yaudah, nanti pas masuk langsung bayar ya san” dan saya hanya menganggukan kepala saya. Pelajaran pertama dimulai dan berlangsung selama dua jam.
Pelajaran pertama berakhir, lalu diganti dengan pelajaran kedua. Ternyata khusus kelas XI ada acara seminar disekolah dari Ganesha Operation atau lebih dikenal dengan istilah GO. Dan kami tidak belajar saat pelajaran kedua karena kami mengikuti seminar tersebut, yang berlangsung dari pukul 9.30 sampai pukul 11.00.
Berakhirnya seminar tersebut ternyata tidak mengakhiri pembelajaran berikutnya, karena kami masuk kembali dan mengikuti pelajaran ke tiga dan ke empat, padahal kami mengharapkan pelajaran ke empat tidak masuk yaitu B.Inggris karena pertemuan kali ini kami ada presentasi legenda luar negeri dengan cara dihafal, dan rata-rata dari kami belum hafal legendanya,sehingga saat pelajaran ke empat masuk kami semua merasa tegang karena kami belum siap untuk presentasi bukan hanya itu yang membuat kami tegang, salah satunya karena guru tersebut cukup killer, itulah yang membuat kami tegang. Dan alhamduilahnya presentasi hanya sampai ke urutan 17 dengan penampilan yang tidak cukup sempurna karena ada beberapa orang yang harus mengulangi presentasinya (remedial), dan saya bersyukur karena saya tampil ke 30, yang artinya saya tampil pada pertemuan berikutnya. Tanda bell pulang pun berbunyi dan kami segera beres-beres untuk pulang.
Karena teman kita ada yang sakit dan dirawat di RS Cikoneng karena dia terserang penyakit DBD, kami pun memutuskan untuk menjenguknya ke RS, untuk memberi semangat kepada dia agar cepat sembuh. Sebelum berangkat ke RS kami membeli makanan ringan dan buah-buahan secukupnya dan langsung menuju RS. Tidak butuh waktu lama untuk menuju RS dan kami pun tidak berlama-lama didalam RS, karena kami melihat jam yang menunjukan pukul 15.00 kami memutuskan untuk segera pulang dari RS. Ternyata di Pandeglang hujan, yang secara otomatis menghentikan perjalanan kami untuk pulang, dan saya berhenti tepat di Masjid Agung Pandeglang untuk menunggu hujan reda dan sekalian menunggu adzan ashar, tidak menunggu lama adzan pun terdengar dikumandangkan dan saya segera berhudu untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Selesai shalat karena hujan belum saja reda, saya memutuskan untuk menulis cerita ini yang disuruh oleh ayah saya sambil menunggu reda nya hujan, dan ternyata dari awal saya menulis sampai sekarang hujan masih saja tidak reda, yang akhirnya saya memutuskan untuk pulang kerumah karena hari sudah gelap dan otomatis mengakhiri cerita ini. ()***

Jumat, 04 Februari 2011

Komodo Menggapai Panggung Keajaiban Dunia

SEBAGIAN besar masyarakat tentu masih ingat kalau Borobudur yang kadung sudah tenar itu pernah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Badan Dunia yang membidangi urusan pendidikan dan kebudayaan UNESCO pada 1991. Popularitas Borobudur juga ketika itu sangat lekat dikalangan pelajar karena masuk dalam buku pelajaran sekolah dan sering ditanyakan guru yang menyangkut pertanyaan soal salah satu dari 7 keajaiban yang ada di dunia modern.

UNESCO sendiri selain Borobudur, menetapkan ratusan warisan dunia lainnya sebanyak 788 tempat yang tersebar di seluruh dunia. Untuk Indonesia terdapat beberapa beberapa lainnya yang menjadi program UNESCO yaitu : Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Candi Prambanan, Situs manusia purba Sangiran, Taman Nasional Lorentz, dan Hutan hujan tropis Sumatera.

Namun seiring waktu, ternyata keberadaan Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad 8 Masehi oleh para Raja Mataram dari Dinasti Wangsa Syailendra selama kurang lebih setengah abad itu, kini secara internasional sudah bukan bagian dari salah satu 7 keajaiban dunia. Penyebabnya bukan karena Borobudur tidak monumental lagi atau tidak ajaib, melainkan hanya karena Borobudur kalah populer dengan puluhan bahkan ratusan keajaiban lainnya yang berpencar dibelahan hingga pelosok dunia.

Mengapa demikian ? hal itu terjadi karena pilihan 7 keajaiban dunia yang baru dipilih dengan suara terbanyak (voting). Akhirnya, pada tanggal 7 Juli 2007 terpilih 7 Keajaiban dunia baru dengan suara terbanyak yaitu: Tembok Besar Tiongkok (RRC), Petra (Yordania), Patung Kristus Penebus (Brazil), Machu Picchu (Peru), Itzen Itza’ (Mexico), Colosseum (Italy), Taj Mahal (India) dan Piramid Giza (Mesir). Oleh karena itu, pemilihan berdasarkan voting ini lebih tepat untuk melihat 7 keajaiban dunia yang populer bukan melihat mana yang terbaik. Selain kepopuleran, faktor lainnya yang juga penting seperti bagaimana suatu masyarakat dan pemerintah bersatu padu untuk memperjuangkan situs peninggalan sejarahnya. Hal ini dapat dilihat dari kegigihan dan kebersamaan orang Brasil untuk memenangkan Monumen Patung Kristus Penebus. Juga orang India untuk kemenangan Taj Mahal, dan orang Jordania untuk kemenangan Petra.

Jadi Borobudur atau warisan dunia lainnya yang fenomenal bisa saja suatu saat nanti menjadi bagian dari keajaiban dunia yang baru, jika saja pemerintah dan rakyat yang berjumlah 250 juta jiwa ini bekerja bersama-sama untuk itu. Sayangnya hal itu belum terjadi juga hingga sekarang. Bahkan, maraknya aksi dukungan masyarakat terhadap Komodo yang telah berhasil masuk nominasi sebagai finalis 28 besar dalam ajang kontes 7 keajaiban dunia baru versi alam, kini terancam dibatalkan sebagai kontestan. Pasalnya, panitia penyelenggara yakni Yayasan New7Wonders kecewa dengan sikap Pemerintah Indonesia yang terkesan tidak mau menjalankan kewajiban selaku Tuan Rumah Tujuh Keajaiban Dunia yang bakal digelar pada 11 November 2011, rencananya di Jakarta.

Tudingan pihak penyelenggara New7Wonders yang dibidani oleh Bernard Weber terhadap pemerintah itu tentu saja dibantah. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata balik menuding pihak panitia penyelenggara tidak transparan dan dianggap membebani Indonesia dalam hal anggaran. Aksi saling tuding yang tak terelakan ini akhirnya berbuntut dibekukannya untuk sementara waktu kepesertaan Komodo sebagai finalis salah satu 7 keajaiban dunia sambil menunggu proses negosiasi antara pihak terkait yang hingga kini masih berlangsung.

Langkah berikutnya, Yayasan New7Wonder yang berbasis di Swiss melalui situs resminya telah mengumumkan penundaan Komodo sebagai finalis kampanye Tujuh Keajaiban Alam di Dunia hingga 7 Februari 2011. Penangguhan ini berarti semua suara atau vote untuk Komodo selama masa kampanye 7 Keajaiban Alam di Dunia takkan diperhitungkan. Tentu kondisi ini merugikan, karena berdampak menurunkan peringkat Komodo akibat dalam sepekan tidak ada penambahan suara. Saat ini saja peringkat Komodo up date terakhir Kamis (3/2) pukul 06.00 wib sudah berada diperingkat 17. Padahal sehari sebelumnya peringkat Komodo masih bertengger di urutan 14 dari 28 kandidat finalis.

Kita semua mengharapkan pemerintah dan panitia penyelenggara bisa menyelesaikan masalah tuan rumah maupun finalis Komodo di ajang 7 Keajaiban Dunia dengan baik. Jika tidak, dikhawatirkan nama Indonesia bisa tercoreng di dunia internasional. Begitulah sejumlah komentar dari pengamat dibeberapa media massa. Selain itu, kesempatan untuk masuk ranah internasional akan hilang di depan mata begitu saja. Padahal, antusiasme masyarakat sudah begitu tinggi untuk memperjuangkan Komodo sebagai salah satu bagian dari 7 keajaiban alam yang ada di dunia.

Disisi lain, niatan pihak panitia penyelenggara yang mengancam pembatalan kepesertaan Komodo dalam ajang pemilihan 7 keajaiban dunia, kalau itu terjadi dinilai sebagai langkah tidak etik, karena telah secara sepihak mengabaikan puluhan juta suara yang telah memilih Pulau Komodo dalam kurun waktu selama tiga tahun terakhir. Ini sebuah ironi.

Untuk diketahui, Komodo merupakan Biawak Raksasa yang memiliki keistimewaan karena merupakan satu-satunya hewan sisa peninggalan zaman dinosaurus yang masih hidup di dunia dengan habitat yang masih terjaga lantaran dapat hidup berdampingan dengan penduduk setempat.

Belum lagi keuntungan secara finansial dan pelestarian lingkungan dapat diperoleh jika Indonesia, khususnya Pulau Komodo, dilirik oleh masyarakat internasional. Turis dari mancanegara bisa mendatangkan devisa bagi negara. Penduduk setempat juga memperoleh keuntungan karena menghasilkan lapangan kerja baru buat mereka. Menyediakan penginapan, tempat makan, wisata budaya dan lainnya. Sungguh espektasi yang luar biasa.

Saya ikut terlibat dalam voting komodo di New7Wonder of Nature , bahkan ikut bergabung dalam komunitas jejaring sosial Facebook Group Dukung Pulau Komodo Jadi 7 Keajaiban Dunia sejak akhir 2009 yang sekarang Kamis (3/2) sudah memiliki sejuta lebih atau tepatnya 1.373.486 anggota. Tentunya, akan menjadi kepuasan tersendiri tatkala pilihan saya bisa masuk dalam 7 keajaiban dunia yang baru.

Terlepas dari berbagai kontraversi yang ada soal cara penentuan fenomena keajaiban dunia, saya sependapat jika pada era informasi saat ini sudah saatnya keajaiban dunia ditentukan secara demokratis dan bukan oleh badan-badan atau organisasi dunia semata. Cara yang ampuh salah satunya lewat Internet. Dengan cara seperti ini, warga dunia gencar dikampanyekan dan diajak berpartisipasi dalam pemungutan suara secara bebas melalui dunia maya. Tak kurang dari Wapres Boediono hingga rakyat biasa pengguna internet juga ikut berkampanye menggolkan Komodo masuk dalam jajaran keajaiban dunia. Pemilihan itu (Vote Komodo) dilakukan Wapres beberapa waktu lalu sebagai kampanye agar masyarakat Indonesia berlomba-lomba memberikan suara, sehingga diharapkan mampu menggenjot popularitas tujuan wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur itu.

Pemerintah pun dalam beberapa kesempatan (sebelum saling tuding) selalu optimistis mampu mengumpulkan sedikitnya 200 juta pemilih dalam ajang Vote Komodo untuk New 7 Wonders of Nature. Sementara, pihak panitia penyelenggara yang dikomandani Bernard Weber konon menargetkan akan menyasar satu miliar pemilih untuk ajang tersebut.

Saat ini, Komodo sudah melewati dua fase sebelumnya dengan sukses. Fase pertama, berlangsung sejak Desember 2007 hingga 7 Juli 2009, dilakukan untuk memilih 77 nominasi. Kemudian, dari 77 nominasi tersebut terpilih 28 kandidat finalis yang diumumkan pada 21 Juli 2010. Dari 28 kandidat finalis resmi tersebut, akan dipilih tujuh keajaiban dunia yang paling banyak mendapat suara dari berbagai negara di dunia yang puncak penentuan pemenangnya akan diselenggarakan pada 11-11-2011.

Menggapai panggung keajaiban dunia bagi Komodo ternyata tidak mulus. Dukungan terbuka para pemimpin negeri (pusat dan daerah) ini sangat penting. Mereka diharapkan mau mengkampanyekan Pulau Komodo dan meminta semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Maraoke maupun di seluruh dunia agar memberikan suara untuk Komodo sebagai salah satu 7 keajaiban alam di dunia. Dalam jangka dekat hingga 7 Februari saat Vonis dijatuhkan, kita semua tentu mengharapkan pemerintah bisa menyelesaikan masalah tuan rumah maupun finalis Pulau Komodo di ajang 7 Keajaiban Dunia dengan baik.Jika tidak, pupuslah sudah penantian Masyarakat Indonesia untuk menyandang kembali sebagai salah satu negara pewaris keajaiban dunia yang telah diperjuangkan selama kurang lebih tiga tahun.

Kamis, 06 Mei 2010

Selamat Pagi !!!

Jumat, 30 April 2010

Menghubungkan Facebook Ke Twitter dan Blog

UNTUK menghubungkan fb ke web social dan blog lainnya, maaf saya tidak akan membuat catatan panjang, ini sudah diposting diweb dan notes sebelumnya. check http://dunixi.com, ini dia jawaban saya secara singkat :

Saya lebih suka pake ini : http://ping.fm/ bisa menghubungkan ke berbagai web social, lihat keterangan disini: http://ping.fm/networks/ kalo untuk update status profile facebook ke twitter belum bisa bisanya update status pages/halaman ke twitter, pake aplikasi ini: http://www.facebook.com/twitter

kalo update twitter ke facebook bisa pake ini: http://apps.facebook.com/twitter

beberapa web cms juga bisa diatur dengan plugin tambahan agar posting automatic ketika ada artikel baru diposting, konfigurasikan aja pake ping.fm dan auto update dech..

semoga bermanfaat - Happy nice week end

Senin, 26 April 2010

Pencegahan dan Pengobatan Diare di Rumah

Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Namun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai pencegahan dan pengobatan diare di rumah.

Pola buang air besar pada anak
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).

Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.

Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
  • Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
  • Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
  • Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
Pengobatan dimulai di rumah ?
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin 

Larutan Garam-Gula
Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.
Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel 2).
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.

Kapan dirujuk ke puskesmas atau dokter ?
Anak dirujuk ke puskesmas atau dokter bila:
  • Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat
  • Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil
  • Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).
Pencegahan diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
  • Penyiapan makanan yang higienis
  • Penyediaan air minum yang bersih
  • Kebersihan perorangan
  • Cuci tangan sebelum makan
  • Pemberian ASI eksklusif
  • Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
  • Tempat buang sampah yang memadai
  • Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
  • Lingkungan hidup yang sehat
Tabel 2. Pengobatan diare di rumah 

Derajat dehidrasi
Jenis
cairan
Jumlah
cairan
Jadwal pemberian
Belum dehidrasi


  • Cairan rumah tangga atau oralit


  • 10 ml per kg berat badan setiap kali mencret


  • 24 jam
Dehidrasi ringan


  • Oralit


  • 50 ml per kgbb


  • 10 ml per kgbb tiap mencret


  • 3 jam


  • 24 jam
Dehidrasi sedang


  • Oralit


  • 100 ml per kgbb


  • 10 ml per kgbb tiap mencret


  • 3 jam


  • 24 jam
Dehidrasi berat Segera dibawa ke Puskesmas atau RS karena anak perlu mendapat infus

Penutup
Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.

Sumber : idai.or.id

Rabu, 14 April 2010

Gambaran Pelaksanaan Pembuangan Akhir Sampah di TPA Bangkonol Kabupaten Pandeglang Tahun 2009



 ABSTRAK

Ade Setiawan

xiii + 73 halaman + 3 tabel + 9 lampiran
     Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang  komprehensif  dari  hulu,  sejak  sebelum  dihasilkan  suatu  produk  yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
     Magang/Praktikum Kesehatan Masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembuangan akhir sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bangkonol Kabupaten Pandegang tahun 2009. Waktu pelaksanaan dimulai dari 15 Februari sampai dengan 15 Maret 2010. Lokasi/obyek magang adalah institusi Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Pandeglang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Bangkonol Kabupaten Pandeglang.
     Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat menggambarkan sistem pengelolaan sampah yang telah dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Pandeglang mulai dari penampungan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir sampah di wilayah pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bangkonol Kota Pandeglang cakupannya baru mencapai 40%, sedangkan sisanya 60% dikelola oleh masyarakat sendiri yaitu dengan cara membakar, menimbun atau membuangnya secara liar.
     Metoda yang digunakan dalam pengolahan sampah di TPA Bangkonol menggunakan cara landfill dengan lahan urug terkendali setiap 3 – 5 hari sekali (Controlled Landfill). Walaupun begitu dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada saat ini sampah yang di buang ke lokasi TPA Bangkonol sering dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan (Open Dumping).
     Pemanfaatan sampah di lokasi TPA Bangkonol dilakukan oleh para pemulung dengan memanfaatkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Selain itu sudah diupayakan untuk pengolahan sampah organik menjadi kompos oleh pengelola TPA Bangkonol dengan melibatkan pihak ketiga dan masyarakat setempat.
     Pemantauan dampak lingkungan di TPA Bangkonol sudah dilaksanakan diantaranya dengan menerapkan disaign Controlled Landfill standar seperti pembentukan dasar TPA, pengolahan lindi (leachate), gas serta melarang pembakaran sampah di lokasi TPA Bangkonol, serta melakukan kontrol bau, debu dan lalat secara berkala.
    Dalam pengelolaan tempat pemrosesan akhir ada hambatan dan masalah yang sering terjadi diantaranya adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber pembiayaan yang relatif terbatas untuk mengolah seluruh sampah yang masuk ke lokasi TPA.
     Ada beberapa saran yang diperlukan untuk pengelolaan sampah ditingkat hulu mulai dari pemilahan sampah rumah tangga supaya dikembangkan/ disosialisasikan melalui berbagai media yang ada sehingga akan meminimalkan pengangkutan/pembuangan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan.
     Perlu lebih memberdayakan pemulung dalam pengelolaan sampah terutama di tingkat tempat penampungan sementara (TPS), sehingga volume sampah yang akan di angkut ke TPA menjadi berkurang. Selain itu disarankan untuk melakukan pemberdayaan  masyarakat setempat untuk mengolah sampah organik menjadi kompos sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian.

Kata kunci (sampah, TPA, controlled landfill)

Daftar bacaan : 15 buah (2010-1987)


Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan 
Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat, 7 April 2010
Gambaran Pelaksanaan Pembuangan Akhir Sampah  
di TPA Bangkonol Kabupaten Pandeglang 
Tahun 2009

Senin, 22 Maret 2010

Gerdunas, Kolaborasi dan Kemitraan Dalam Penanggulangan TBC

Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) TBC dibentuk pada tanggal 24 Maret 1999 dengan tujuan memperkuat kemitraan antara berbagai sektor dengan NTP (National Tuberkulosis Program). Pembentukan Gerdunas didasarkan pada visi bahwa TBC tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia maka Penanggulangan Tuberkulosis bukan lagi merupakan masalah dan tanggung jawab sektor publik saja.

Dengan adanya Gerdunas diharapkan terjalin kerjasama antara semua sektor, yaitu pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi (Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Ahli Paru Indonesia, dan lain-lain), serta sektor-sektor lain yang terkait.

Pembentukan Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) TBC merupakan salah satu bukti kuatnya komitmen politis untuk memperluas pelaksanaan strategi DOTS dengan keikutsertaan berbagai sektor terkait dalam penanggulangan TBC.

Untuk menggalang organisasi profesi, LSM dan organisasi lainnya maka Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas TBC) membentuk suatu forum kemitraan penanggulangan TBC yang disebut TB partnership Forum Indonesia pada tahun 2001.

Forum ini menghimpun berbagai mitra dalam penanggulangan TBC baik LSM lokal, LSM internasional, Lembaga donor dalam maupun luar negeri, mantan serta pemerhati masalah TBC.

Beberapa Lembaga swadaya masyarakat yang terlibat dalam Forum ini memiliki peranan yang besar di masyarakat seperti PKK, Muhammadyah, Perdhaki, Pelkesi, IDI, PDPI, IDAI, WVI, serta lembaga swadaya lainnya.

Sampai saat ini forum ini terus bertambah keanggotaannya, dimana di tingkat nasional terdapat 46 anggota. Forum ini bertemu setiap 3 bulan dalam suatu kegiatan yang disebut TB Partnership Forum Meeting.

Saat ini profil daripada masing-masing anggota dapat diakses melalui TB Partnership directory. Forum ini diharapak akan dapat terus bertambah jumlah anggotanya dan terbuka bagi siapapun yang ingin berkontribusi dalam program penanggulangan Nasional Tuberkulosis.

Kemitraan pada tingkat pelayanan melalui kerjasama yang dilaksanakan oleh Puskesmas di beberapa kabupaten/kota dengan melakukankegiatan dengan beberapa mitra seperti PKK, World Vision Indonesia, HOPE, Muhammadiyah dan lain-lain.

Kelompok komunitas lokal seperti Ninik mamah dan Posyandu juga aktif terlibat dalam penanggulangan TBC di beberapa kabupaten/kota. Pembentukan jaringan yang antar petugas kesehatan dengan masyarakat dalam upaya mobilisasi dan sosialisasi Penanggulangan TBC dan strategi DOTS.

Kerjasama berupa rujukan antara rumah sakit, dokter praktek swasta dan Puskesmas dalam upaya peningkatan kualitas pengobatan serta mencegah timbulnya bahaya baru yaitu resistensi OAT.

Ikatan Dokter Indonesia, akademisi, serta organisasi profesi lainnya (POGI, PDPI, IDAI, PAPDI, PAMKI, dll) serta LSM bekerja sama dalam pendidikan TBC bagi para petugas pelayanan kesehatan.

Kurikulum TBC telah diluncurkan untuk mahasiswa kedokteran, dan saat ini sedang dilakukan ujicoba pengembangan kurikulum di institusi pendidikan keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Sumber; http://www.tbindonesia.or.id/tbnew/fungsi/article/57/00020023/3