Sabtu, 23 April 2016

Menulis itu Tidak Sulit

Catatan Harian Seorang Pelajar
TAK seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, ternyata menulis itu tidak sulit. Tidak percaya, silahkan perhatikan tulisan anak saya ini. Katanya dia mau belajat menulis. Maka saya katakan menulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu rasakan. Hasilnya menurut saya menakjudkan. Baru pertama menulis dia sudah bisa menulis lebih dari dua halaman A4. Berikut petikan aslinya, yang dia beri judul "Catatan Harian Seorang Pelajar"

Nama saya Hasan Albana, saya tinggal bersama orang tua saya disebuah kampung yang bernama kp.Kolelet Turus RT 07 RW 02 Des. Pasir Tangkil Kec.Warung Gunung Kab. Lebak BANTEN. Disini saya akan menuliskan kegiatan saya pada hari ini dimulai dari berangkat sekolah hingga kembali pulang kerumah. Sebelum berangkat ke sekolah saya biasanya berpamitan kepada ke dua orang tua saya lalu saya mengeluarkan motor dari garasi di belakang rumah, sambil menunggu adik-adik saya yang akan berangkat bareng, saya menghangatkan motor sebentar setelah itu saya berangkat bersama adik saya.
Biasanya saya berangkat kesekolah bersama tiga adik saya dalam satu motor yang satu SMP dan dua lagi masih SD, dan saya menyebutnya tupat (tumpuk empat) karena ya kami duduk berempat dalam satu motor, tetapi hari ini adik saya yang dua berangkat bersama Bunda karena Bunda mau berbelanja kelanggannya yang biasa dipanggil “Acih”. Akhirnya saya berangkat duluan bersama adik saya yang SMP, baru berjalan beberapa meter dari rumah, saya melihat orang-orang yang akan berangkat sekolah dengan berjalan kaki dan mereka ada yang masih SD dan ada juga yang SMP maupun SMA/MAN/SMK, nah untuk yang SMP sampai SLTA sederajat mereka berjalan sampai kejalan raya untuk menemukan angkutan umum kurang lebih sekitar 1KM, semangat mereka bersekolah tidak diragukan lagi, dan alhamdulilahnya saya diberi kesempatan untuk membawa motor kesekolah sehingga saya tidak berjalan kaki walaupun terkadang bila motor lagi penting-pentingnya mau dipakai orang tua, ya saya terpaksa berjalan hingga saya menemukan angkutan umum.
Diperjalanan saya melihat orang gila dan dia berjalan dengan cara merangkak atau apalah yang pasti tangan dan kaki digunakan untuk berjalan, dengan kata lain dia berjalan tidak berdiri tegak. Lalu sesampainya diterminal Kadu Banen, saya kembali melihat orang tetapi yang ini bukanlah orang gila melainkan pemulung aqua, hati saya pun tersentuh melihat kedua orang tersebut, dan saya bersyukur kepada Allah SWT sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk sehat, yaitu sehat jasmani maupun rohani.
Sampailah saya disekolah adik saya, yaitu SMPN 3 PANDEGLANG yang bertempat di Kabayan, adik saya pun turun dari motor dan berpamitan kepada saya. Saya pun meneruskan perjalanan saya untuk menuju kesekolah, sesampainya dipasar saya bertemu dengan teman saya yang bernama Gusrian, ternyata dia juga baru saja mengantarkan adiknya kesekolah, kami pun berangkat bersama walau pun tidak satu motor karena Gusrian, ya membawa motor. Dan seperti biasanya jalan dipadati oleh kendaraan motor maupun mobil, lalu karena angkutan umum yang biasanya melakukan rem dadakan, saya hampir saja menabrak mobil yang ada di depan saya dan hampir di tabrak oleh motor yang tepat di belakang saya.
Akhirnya saya sampai disekolah dan seperti biasa motor di parkirkan di rumah Uwa saya yang biasa disebut “Ende”. Lalu saya berjalan kaki bersama teman saya menuju ke kelas, baru saja sampai di depan kelas, terdengarlah suara bell yang menandakan masuknya jam pelajaran pertama, tidak lama kemudian guru yang bersangkutan pun masuk kedalam kelas dan belum apa-apa dia sudah mengagetkan kami dikelas, karena baru saja melangkahkan kakinya kedalam kelas dia bilang ”yang belum bayar perpisahan maka bayar sekarang juga”(dengan nada yang agakmemaksa). Yang membawa uang sih ya biasa-biasa aja karena mereka langsung membayar perpisahan kepada bapak guru tersebut, tetapi bagi yang tidak membawa uangnya ya pasti kaget lah karena tiba-tiba ditagih gitu aja ya khususnya termasuk saya sendiri yang tidak membawa uang perpisahan karena belum dikasih sama orang tua saya.
Karena dikelas ada beberapa yang belum bayar termasuk saya sendiri, pak guru mengatakan ”yang belum bayar coba angkat tangannya”, saya pun mengangkat tangan bersama beberapa teman saya. Pak guru menanyakan alasan kepada kami satu persatu mengapa belum bayar, saat pak guru bertanya kepada saya, ya saya menjawab “ketinggalan pak! uangnya dirumah ga kebawa” padahal dalam hati menggerutu (gimana mau bayar, uang nya juga belum dikasih sama ayah!). Dan alhamdulilahnya pak guru percaya lalu mengatakan “yaudah, nanti pas masuk langsung bayar ya san” dan saya hanya menganggukan kepala saya. Pelajaran pertama dimulai dan berlangsung selama dua jam.
Pelajaran pertama berakhir, lalu diganti dengan pelajaran kedua. Ternyata khusus kelas XI ada acara seminar disekolah dari Ganesha Operation atau lebih dikenal dengan istilah GO. Dan kami tidak belajar saat pelajaran kedua karena kami mengikuti seminar tersebut, yang berlangsung dari pukul 9.30 sampai pukul 11.00.
Berakhirnya seminar tersebut ternyata tidak mengakhiri pembelajaran berikutnya, karena kami masuk kembali dan mengikuti pelajaran ke tiga dan ke empat, padahal kami mengharapkan pelajaran ke empat tidak masuk yaitu B.Inggris karena pertemuan kali ini kami ada presentasi legenda luar negeri dengan cara dihafal, dan rata-rata dari kami belum hafal legendanya,sehingga saat pelajaran ke empat masuk kami semua merasa tegang karena kami belum siap untuk presentasi bukan hanya itu yang membuat kami tegang, salah satunya karena guru tersebut cukup killer, itulah yang membuat kami tegang. Dan alhamduilahnya presentasi hanya sampai ke urutan 17 dengan penampilan yang tidak cukup sempurna karena ada beberapa orang yang harus mengulangi presentasinya (remedial), dan saya bersyukur karena saya tampil ke 30, yang artinya saya tampil pada pertemuan berikutnya. Tanda bell pulang pun berbunyi dan kami segera beres-beres untuk pulang.
Karena teman kita ada yang sakit dan dirawat di RS Cikoneng karena dia terserang penyakit DBD, kami pun memutuskan untuk menjenguknya ke RS, untuk memberi semangat kepada dia agar cepat sembuh. Sebelum berangkat ke RS kami membeli makanan ringan dan buah-buahan secukupnya dan langsung menuju RS. Tidak butuh waktu lama untuk menuju RS dan kami pun tidak berlama-lama didalam RS, karena kami melihat jam yang menunjukan pukul 15.00 kami memutuskan untuk segera pulang dari RS. Ternyata di Pandeglang hujan, yang secara otomatis menghentikan perjalanan kami untuk pulang, dan saya berhenti tepat di Masjid Agung Pandeglang untuk menunggu hujan reda dan sekalian menunggu adzan ashar, tidak menunggu lama adzan pun terdengar dikumandangkan dan saya segera berhudu untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Selesai shalat karena hujan belum saja reda, saya memutuskan untuk menulis cerita ini yang disuruh oleh ayah saya sambil menunggu reda nya hujan, dan ternyata dari awal saya menulis sampai sekarang hujan masih saja tidak reda, yang akhirnya saya memutuskan untuk pulang kerumah karena hari sudah gelap dan otomatis mengakhiri cerita ini. ()***